Beranda | Artikel
Shalat Tarawih Apakah Boleh Sendiri? - Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiir #NasehatUlama
Rabu, 27 April 2022

Shalat Tarawih Apakah Boleh Sendiri? – Syaikh Abdus Salam asy-Syuwai’ir #NasehatUlama

Di antara hukum yang berkaitan dengan Salat Tarawih yang khusus baginya, bahkan bisa jadi inilah yang membedakannya dari Salat Malam, bahwa salah satu syarat Salat Tarawih adalah harus dilakukan secara berjamaah.

Salat Tarawih tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Sehingga, barang siapa yang salat sendiri, maka itu termasuk Salat Malam, akan tetapi tidak dinamakan Salat Tarawih. Itu tidak disebut sebagai Salat Tarawih, sehingga harus dilakukan secara berjamaah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya secara berjamaah. Para sahabat Nabi setelah beliau juga mengerjakannya secara berjamaah.

Benar, syaratnya tidak harus dikerjakan di masjid. Bisa saja Salat Tarawih dikerjakan berjamaah bukan di masjid, akan tetapi lebih utama dikerjakan di masjid, karena masjid adalah tempat untuk berzikir dan beribadah, dan ini lebih utama. Dan dikerjakan bersama imam yang diikuti oleh banyak orang. Dan konsekuensi dari syarat Salat Tarawih harus dikerjakan secara berjamaah, maka para ulama rahimahumullah berpendapat bahwa kaum wanita juga disunnahkan untuk mengerjakan Salat Tarawih, karena Salat Tarawih tidak disyariatkan pelaksanaannya kecuali secara berjamaah, maka kaum wanita juga harus mengerjakan Salat Tarawih secara berjamaah. Baik itu mereka Salat Tarawih bersama imam di masjid, atau mereka Salat Tarawih bersama-sama di rumah secara berjamaah.

Dan diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa beliau mengumpulkan keluarganya, lalu salat bersama mereka, dan yang menjadi imamnya adalah Dzakwan.

Demikian pula saat Salat Malam. Dan diriwayatkan pula dari beberapa sahabat wanita, bahwa mereka juga melakukannya seperti itu. Jadi, kaum wanita jika mereka mau, mereka dapat Salat Tarawih di rumah mereka, dan jika mereka mau, mereka juga dapat salat di masjid. Salat mereka tidak disebut Salat Tarawih, kecuali jika mereka mengerjakannya secara berjamaah. Dan ini adalah salah satu perkara penting yang menjadi pembedanya.

Dan di sini ada satu poin yang disebutkan beberapa ulama, dan pernah diisyaratkan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu, yaitu setelah kita katakan bahwa Salat Tarawih harus dikerjakan secara berjamaah.

Kemudian, jika ada dua perkara yang saling berlawanan: yaitu antara keutamaan waktu dan keutamaan berjamaah, mana yang lebih utama? Maksudnya adalah, ada seseorang yang Salat Tarawih secara berjamaah di awal waktu malam, atau salat sendiri di akhir waktu malam. Mana yang paling utama untuk ia kerjakan di antara dua keadaan ini? Maka jawabannya, yang paling utama adalah dengan mengerjakan keduanya, jika ia mampu. Sehingga ia mengerjakan Salat Tarawih berjamaah (di awal malam), dan salat lagi di akhir malam sendirian, sebagaimana yang dilakukan oleh Ubay radhiyallahu ‘anhu. Namun, jika ia tidak dapat mengerjakan keduanya, maka berdasarkan pendapat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, orang yang Salat Tarawih di rumah pada akhir malam adalah lebih utama.

Jika kita memahami ini, maka kita memahami juga pendapat Umar. Dan maksud dari pendapat Umar ini bukanlah meninggalkan salat berjamaah lalu salat di rumah adalah lebih baik. Tidak demikian! Tetapi yang dimaksud adalah orang yang mengerjakan salat di akhir malam sendirian, dan tidak mungkin baginya untuk salat juga di awal malam secara berjamaah, maka salat di akhir malam sendirian adalah lebih baik baginya. Dan ini menunjukkan bahwa keutamaan waktu lebih didahulukan daripada keutamaan berjamaah. Ini adalah pendapat Umar. Meskipun sebagian ulama ada yang menyelisihinya, akan tetapi jumhur ulama mengikuti pendapat Umar. Dan berdasarkan hal ini, maka kita katakan, bahwa jika salat berjamaah yakni jika Salat Tarawih berjamaah dikerjakan di akhir malam, maka ini adalah yang paling utama, tanpa diragukan lagi.

Dan inilah yang diamalkan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Di sana Salat Tarawih pada 10 malam terakhir dikerjakan di akhir waktu malam. Dan saya akan membahas ini juga secara tersendiri beberapa saat lagi.

===============================================================================

مِنَ الْأَحْكَامِ الْمُتَعَلِّقَةِ بِصَلَاةِ التَّرَاوِيحِ الَّتِي تَخْتَصُّ بِهَا

بَلْ قَدْ تَتَغَايَرُ عَنْ صَلَاةِ قِيَامِ اللَّيْلِ

أَنَّ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ مِنْ شَرْطِهَا أَنْ تُصَلَّى جَمَاعَةً

وَلَا تَكُونُ صَلَاةُ التَّرَاوِيحِ فُرَادَى

فَمَنْ صَلَّى صَلَاةً فُرَادَى فَإِنَّهُ مِنْ قِيَامِ اللَّيْلِ لَكِنَّهَا لَا تُسَمَّى تَرَاوِيحًا

لَا تُسَمَّى صَلَاةَ التَّرَاوِيْحِ فَلَا بُدَّ فِيهَا أَنْ تُصَلَّى جَمَاعَةً

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّاهَا جَمَاعَةً

وَصَلَّاهَا الصَّحَابَةُ بَعْدَهُ جَمَاعَةً

نَعَمْ لَا يُشْتَرَطُ أَنْ تَكُونَ فِي الْمَسْجِدِ

فَقَدْ تُصَلَّى جَمَاعَةً فِي غَيْرِ الْمَسْجِدِ

وَلَكِنَّ الْأَفْضَلَ أَنْ تُصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ

لِأَنَّهُ مَحَلُّ ذِكْرٍ وَعِبَادَةٍ وَهُوَ الْأَفْضَلُ

وَتَكُوْنُ مَعَ الْإِمَامِ الَّذِي يَجْتَمِعُ عَلَيْهِ النَّاسُ

وَيَتَرَتَّبُ عَلَى كَوْنِ صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ تُصَلَّى جَمَاعَةً

أَنَّ الْعُلَمَاءَ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالَى يَقُولُونَ

أَنَّ النِّسَاءَ يُسْتَحَبُّ لَهُنَّ أَنْ يُصَلِّيْنَهَا كَذَلِكَ

فَإِنَّ صَلَاةَ التَّرَاوِيْحِ لَا تُشْرَعُ إِلَّا فِي جَمَاعَةٍ

وَالنِّسَاءُ يُصَلِّيْنَ صَلَاةَ التَّرَاوِيْحِ جَمَاعَةً

إِمَّا يُصَلِّيْنَهَا مَعَ الْإِمَامِ فِي الْمَسْجِدِ

أَوْ يُصَلِّيْنَ وَحْدَهُنَّ فِي الْبُيُوْتِ جَمَاعَةً

وَقَدْ جَاءَ أَنَّ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا

كَانَتْ تَجْمَعُ أَهْلَ بَيْتِهَا فَتُصَلِّي بِهِمْ وَصَلَّى بِهَا ذَكْوَانُ

كَذَلِكَ صَلَاةُ اللَّيْلِ

وَقَدْ جَاءَ عَنْ جَمْعٍ مِنَ الصَّحَابِيَّاتِ أَنَّهُنَّ كُنَّ يَفْعَلْنَ ذَلِكَ

فَالنِّسَاءُ يُصَلِّيْنَ التَّرَاوِيْحَ إِنْ شِئْنَ فِي بُيُوتِهِنَّ

وَإِنْ شِئْنَ فِي الْمَسْجِدِ

وَلَا تُسَمَّى صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ إِلَّا إِذَا صَلَّيْنَاهَا جَمَاعَةً

وَهَذَا مِنَ الْأُمُورِ الْمُهِمَّةِ الَّتِي تَتَمَيَّزُ

وَهُنَا نُكْتَةٌ أَوْرَدَهَا بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَشَارَ إِلَيْهَا عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

وَهُوَ حَيْثُ قُلْنَا إِنَّ صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ تُصَلَّى جَمَاعَةً

فَإِنْ تَعَارَضَ أَمْرَانِ أَفْضَلِيَّةُ الزَّمَانِ مَعَ أَفْضَلِيَّةِ الْجَمَاعَةِ فَأَيُّهُمَا أَوْلَى؟

مَعْنَى ذَلِكَ

أَنْ يَكُونَ الْمَرْءُ يُصَلِّي صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ جَمَاعَةً فِي أَوَّلِ اللَّيْلِ

أَوْ يُصَلِّي وَحْدَهُ آخِرَ اللَّيْلِ

فَمَا هُوَ الْأَفْضَلُ فِي هَذَيْنِ الْحَالَيْنِ؟

نَقُولُ إِنَّ الْأَفْضَلَ الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا إِنْ كَانَ الْمَرْءُ مُسْتَطِيعًا

فَيُصَلِّي التَّرَاوِيحَ جَمَاعَةً وَيُصَلِّي آخِرَ اللَّيْلِ مُنْفَرِدًا

كَمَا فَعَلَ أُبَيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

فَإِنْ لَمْ يُمْكِنْهُ الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا

فَقَدْ جَاءَ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ الَّذِي يُصَلِّيْهَا فِي بَيْتِهِ آخِرَ اللَّيْلِ أَفْضَلُ

إِذَا عَرَفْنَا ذَلِكَ عَرَفْنَا كَلَامَ عُمَرَ

وَلَيْسَ مَعْنَى كَلَامِ عُمَرَ أَنَّ تَرْكَ الْجَمَاعَةِ وَالصَّلَاةَ فِي الْبَيْتِ أَفْضَلُ

لَا وَإِنَّمَا يَقْصِدُ أَنَّ الَّذِي يُصَلِّيْهَا

فِي آخِرِ اللَّيْلِ مُنْفَرِدًا

وَلَا يُمْكِنُهُ أَنْ يَجْمَعَ مَعَهَا أَوَّلَ اللَّيْلِ بِالْجَمَاعَةِ

فَإِنَّهُ يَكُونُ أَفْضَلَ لَهُ

فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّ أَفْضَلِيَّةَ الزَّمَانِ مُقَدَّمَةٌ عَلَى أَفْضَلِيَّةِ الْجَمَاعَةِ

هَذَا قَوْلُ عُمَرَ وَإِنْ كَانَ غَيْرُهُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ قَدْ يُخَالِفُ لَكِنَّ الْجُمْهُورَ عَلَى قَوْلِ عُمَرَ

وَبِنَاءً عَلَى ذَلِكَ فَإِنَّنَا نَقُولُ إِنَّ الْجَمَاعَةَ إِذَا كَانَتْ

أَيْ الْجَمَاعَةَ فِي صَلَاةِ التَّرَاوِيحِ إِذَا كَانَتْ فِي آخِرِ اللَّيْلِ فَإِنَّهَا تَكُونُ أَفْضَلَ وَلَا شَكَّ

وَهَذَا الَّذِي يُفْعَلُ فِي الْحَرَمَيْنِ الشَّرِيفَيْنِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ

فَإِنَّهُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ تُصَلَّى التَّرَاوِيحُ فِي آخِرِ اللَّيْلِ

وَسَأَتَكَلَّمُ عَنْ هَذِهِ أَيْضًا عَلَى سَبِيلِ انْفِرَادٍ بَعْدَ قَلِيلٍ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/shalat-tarawih-apakah-boleh-sendiri-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiir-nasehatulama/